Minggu, 21 Desember 2014

Hargai para pesaing Anda, sebab merekalah pemicu semangat Anda untuk berubah
Jika ingin tahu rahasia diri Anda, dengar kata pesaing Anda. Mereka mengetahui kekurangan Anda.

Coba saja gunakan ‘jasa’ pihak ketiga menanyakan pendapat pesaing tadi agar bicara apa adanya. Dengan demikian, Anda mendapat data lengkap tentang kelemahan, kekurangan, dan kelengahan. Anda dapat mengetahui titik mana dari diri Anda yang paling lemah untuk diperbaiki.

Kalau perlu dengar apa saja yang dia katakan, resapi, dan koreksi diri. Dengan begitu ada kontrol kuat pada diri Anda. Jika pesaing sibuk mencari kekurangan Anda, jangan direspon secara negatif. Sibuklah memperbaiki diri dari setiap kekurangan. Nabi Saw mengingatkan agar kita mau belajar dari sipapun, termasuk dari syetan.

Bisa jadi, ilmu yang dia sampaikan bermanfaat. Orang bijak, selalu menganggap pesaing sebagai mitra yang baik. Tanpa disuruh mereka mendorong semangat, memberi motivasi gratis. Tetapi, banyak orang tidak bisa berbuat demikian. Pesaing dianggap lawan yang ingin menjatuhkan.

Sehingga tiap ada ‘koreksi’ berupaya membela diri. Dalam sebuah perusahaan, pesaing itu malah diciptakan agar ‘berperang’ di pasar. Dengan cara itu, diketahui mana produk yang lebih disukai publik dan layak dikembangkan. Begitu juga dalam kehidupan, pesaing hendaknya kita jadikan sebagai pendorong semangat untuk maju.

Senin, 15 Desember 2014




Dunia merindukan lahirnya inspirator kehidupan. Yaitu orang yang mampu menggugah jiwa yang tengah tidur lelap agar bangkit bergerak dan berkarya. Ucapannya mendorong orang yang lemah menjadi bergairah dan semangat melangkah maju. Nabi Muhammad Saw adalah isnpirator bagi kehidupan.

Inspirator mampu mengubah dan memoles hidup menjadi penuh makna dan kaya warna. Nabi Saw mampu membangkitkan kaum yang lemah menjadi kuat. Umat Islam meski minoritas menjadi berani melawan tirani dzalim. Oleh Nabi dunia yang gelap dibalik menjadi terang dan beradab. Dunia mengakui jasa dan peran Nabi Muhammad Saw yang tiada tandingannya dalam membangun peradaban.

Kita berupaya menjadi pribadi hebat. Yaitu pribadi yang selalu menjadi sumber inspirasi dan memberi manfaat terhadap orang lain. Orang hebat adalah orang yang selau bicara kebenaran dan berani mempertahankannya. Orang hebat adalah orang yang selalu mensyukuri nikmat Allah dalam hidupnya.

Orang hebat adalah orang yang usianya lebih lama ketimbang umurnya karena kebaikan yang ditanam di tengah kehidupan selalu menjadi contoh bagi orang lain. Dia selalu disebut namanya sepanjang masa karena jasanya yang tak pernah mati di tengah kehidupan. Dan, orang hebat selalu berpikir apa yang dapat diberikan kepada  orang lain bukan berpikir apa yang ingin diterima dari orang lain.

Nabi Muhammad mampu mendorong kita menjadi orang yang bersemangat dalam memperbaiki diri dan kehidupan. Nabi menyatakan, “Allah tidak melihat wajahmu, yang Allah lihat adalah hati dan perbuatanmu”. 

Karenanya kata kunci kehebatan seseorang ada pada hati dan perbuatannya, bukan pada ketampanan atau kecantikannya. Banyak orang dikaruniai wajah tampan atau cantik namun jiwanya ringkih sehingga mudah mengeluh. Orang seperti ini bukan termasuk orang hebat. Sehat fisik seharusnya juga disertai sehat ruhani.

Di sekitar kita banyak  orang hebat. Yaitu orang yang mampu keluar dari persoalan dirinya. Berpikirnya jauh melebihi zamannya. Lihat Bung Karno, berpikirnya out the box. Orang sezamannya menganggap pikirannya aneh, tetapi setelah dia tiada, barulah orang lain membenarkan apa yang dipikirkannya. Itulah orang hebat yang mampu menjadi inspirasi.

Ada kalanya orang hebat itu memiliki “keterbatasan fisik”. Mungkin fisiknya invalid. Namun hidupnya tangguh, semangatnya tinggi, berpikirnya jernihKarenanya, meski dia dikaruniai fisik invalid tetapi prestasinya luar biasa.

Berapa banyak orang tuna netra yang mampu menghafal al Quran, sedang yang melek tidak kuasa menghafal wahyu Allah itu. Ada hamba Tuhan yang tidak mempunyai dua tangan namun produktif menulis buku dengan kakinya. Benar kata orang bijak yang sering kita dengar yang menyatakan, “Kalau engkau jatuh 100 kali, bangkitkan 101 kali.”

Di sinilah letak keadilan Allah. Di balik kekurangan fisik hamba Allah melengkapinya dengan  kelebihan sehingga  menutup kekurangan fisiknya. Dipoles kekurangan fisik dengan kelebihan bukan dengan keluh kesah, apalagi dengan ratapan berkepanjangan. Mereka tegar dan berupaya mengubah kelemahan diri menjadi potensi besar yang pada akhirnya mampu “menakhlukkan” dunia.

*) Naskah karya penulis ini dimuat di Majalah Sakinah Januari 2015. Direktur Lembaga Training The Power Of Love
  

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget