Jumat, 07 November 2014


Dalam kelas dunia, ‘siswa’ manusia belajar banyak tentang ‘rahasia’ hidup ini. Perdana Menteri Zamire, pernah mengumpulkan intelektual di negerinya. Kepada mereka diminta untuk merumuskan arti hidup ini. Dia ingin belajar.

Tiga tahun kemudian, datanglah inteletual tadi dengan membawa buku yang diangkut tiga ekor keledai. “Ini tuan, buku yang beriisi rumusan arti hidup.”  PM Zamire geleng kepala. “Jika buku sebanyak ini, saya tidak sanggup membacanya. Tolong diringkas saja.”

Satu tahun berikutnya intelektual tadi datang, membawa buku diangkut seekor keledai. “Saya masih belum sanggup membaca, terlalu tebal,” kata PM Zamire. “Tolong diringkaskan lagi,” pintanya. 

Selang beberapa waktu, inteletual tadi datang dengan tangan kosong. Semetara Si Tuan-nya sedang berbaring di atas ranjang, sakit. Tuan, saya sudah meringkas makna hidup, katanya. Apa? Tanya PM Zamire. “Hidup itu hanya terdiri tiga kata: lahir, susah payah, mati.


Itulah yang kita pelajari di ruang kelas dunia ini. Yaitu, dilahirkan. Lalu susah payah mengerjakan “PR” kehidupan yang tidak pernah berakhir, lalu mati. Itulah pelajarannya.  Bagi setiap ‘siswa’ hanya ada dua kemungkinan: naik kelas ke sorga, atau tinggal kelas di neraka. Naik tidaknya seorang pelajar tergantung belajarnya di dunia. Kalau malas apalagi sering melanggar tata tertib, pasti  dicampakkan pada hukuman yang menyakitkan.  (*) 

2 komentar:

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget