Sabtu, 17 Mei 2014


Yaitu, keluara yang tidak merasa cukup dengan rezeki yang ada. Rezeki yang di tangannya tidak disyukuri, dia melupakan semua yang ada. Pengelihatannya ke luar. Suka membanding-bandingkan dengan kondisi keluarga lain. Inilah keluarga yang selalu panas.

Yang dikerjalan setiap hari memburu harta, siang malam banting tulang. Sampai tak sempat shalat, membaca al quranu, dan lupa berbuat baik. Kekayaan sebanyak apapun kalau tidak disyukuri, tidak akan pernah merasa cukup.

Kiat: Berterima kasihlah kepada Allah atas apa saja yang kita miliki. Mulai rezeki di luar tubuh kit maupun rezeki yang ada di dalam tubu kita. Bisa dibayangkan, berapa harga nikmat Allah yang ada dlam tubuh ini. Mungkin nilainya trilunan rupiah kalau kita mau menghitungnya.

Sudah banyak rezeki yang Allah “gelontorkan” kepada kita. Sayangnya kita tutup mata terhadap semua itu. Kita merasa bahwa kita “kaya” setelah satu demi satu nikmat dalam fisik kita mulai dicabut oleh Allah Swt.

Senin, 12 Mei 2014




Kebaikan bisa menghapus dosa. Informasi ini akurat sebab datangnya langsung dari Allah. “Sesungguhnya kebaikan itu bisa menghapus dosa.

Meski demikian, hendaknya harus kita yakini bahwa setiap diri selalu menambah dosa: besar atau kecil. Adakalanya dosa dilakukan secara sirri (rahasia), ada juga yang berani melakukannya dengan jahar (terang-terangan). Malah ada orang yang bangga menceritakan perbuatan dosanya kepada orang lain.

Orang yang suka menceritakan perbuatan maksiatnya kepada orang lain tanda bahwa di hatinya ada “penyakit” , yaitu penyakit jiwa. Mungkin selama itu dia telah jauh dari Tuhan. Jiwanya kosong, gersang, dan gelap tidak ada nur ilahi.

Orang yang dekat Tuhan akan merasa malu menebar perbuatan maksiatnya kepada orang lain. Dia yakin tanpa diterangkan kepada orang lain, sudah ada yang mengetahui perbuatannya, yaitu Zat Yang Maha Tahu. “Innallaha khobirun bima ta’malun” (Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang kamu kerjakan, Al-Hasyr: 18).

Di ayat lain Allah menyatakan, setiap perbuatan –kebaikan atau kejelekan—seberat biji atom akan mendapat balasan. Dengan demikian ia akan selalu hati-hati dalam berbuat sesuatu. Dosa menutup jiwa sehingga pandangannya menjadi gelap.

Pada sisi lain, kita juga yakin bahwa setiap diri ini tidak stiril dari perbuatan dosa. Ada saja perbuatan maksiat yang kita lakukan, sengaja atau tidak. Tetapi, sebagai orang iman kita tidak boleh pesimis dengan dosa yang kita lakukan tersebut. Sebab Allah masih membuka pintu ampunan kepada hambanya. Pintu ampunan Allah jauh lebih luas dari dosa yang dilakukan.



Dalam hadits qudsi Allah berfiman, “Andaikan ada hamba-Ku yang datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh langit dan bumi lantas bertaubat kepadaKu dengan ikhlas, maka akan Aku ampuni dosanya.”

Pintu ampunan akan dosa ini yang menyebabkan kita menjadi optimis dalam hidup. Kita tidak akan terkena beban masa lalu yang gelap sebab Allah akan mengampuni dosa tersebut dengan syarat kita bertaubat, berjanji tidak akan mengulangi.

Dalam kenyataan, banyak tokoh yang semula hidup di alam penuh kegelapan lantas terangkat ke permukaan menuju jalan yang baik, dan menjadi teladan bagi masyarakat. Mereka benar-benar telah meninggalkan masa lalunya yang gelap.

Umar bin Khottob, semula dikenal sebagai musuh Islam nomor wahid. Bukan orang lain yang selalu menjadi sasaran amuk Umar, termasuk anak perempuannya sendiri jadi korban kebiadabannya sebelum memeluk Islam. Tetapi setelah ia memeluk islam, dia bertaubat kepada Allah sehingga pada akhirnya menjadi khalifah yang disegani. Sampai-sampai Nabi pernah mengatakan, “Seandainya setelah aku ada nabi, maka Umar orangnya.”

Konon, Umar selalu menangis dalam setiap shalatnya. Ia menyesali semua dosanya. Shalat dijadikan ajang mengadukan kekhilafan diri. Dan, berkat keseriusan Umar dalam bertaubat kepada Allah, maka akhirnya banyak keistimewaan baginya. Nabi Saw pernah mengatakan, “Saya di dunia bersama Abu Bakar dan Umar, dan di akhirat kelak juga akan bersama Abu Bakar dan Umar.”

Ucapan Umar bin Khottob juga banyak yang persis sama dengan redaksi firman Allah dalam al-Qur’an. Misalnya, ketika Umar kagum akan kesempurnaan ciptaan Allah, Umar berucap, “Rabbanaa makholakta hadza batilan.” Dan ternyata, kalimat ini persis dengan redaksi salah satu ayat suci al-Qur’an. Allah mengabadikan ucapan Umar dalam kitab suci-Nya.

Melihat kenyataan tadi, Umar seolah menjadi contoh bagi kita bahwa perbuatan dosa yang kita kerjakan diampuni Allah selama kita sungguh-sungguh meminta ampun, dan mengikutinya dengan perbuatan baik. Yakinkan, kebaikan akan bisa mengapus dosa. *
 

Minggu, 04 Mei 2014



Kita boleh setuju dan juga boleh menolak terhadap pendapat yang menyatakan bahwa antara bahagia dan sedih ibarat pergantian siang dan malam, terang dan gelap. Keduanya mempunyai porsi yang sama, sehingga tak perlu dihindari. Jarak keduanya teramat tipis...

Agama mengajarkan, kalau bahagia datang hendaknya bersyukur kepada Allah Swt. Tanpa pertolongan (ma’unah) Allah, mustahil bahagia menghampiri. Sebaliknya, ketika kesedihan datang, kita berupaya menerima sepenuh hati sebab hidup ini tidak sempurna jika tanpa keduanya: bahagia dan sedih.

Bahagia dan sedih itu ada batasnya. Ke duanya sama-sama bergaris tepi. Ketika kita bahagia tidak perlu mendongak penuh ketakaburan. Jangan lebay. Biasa-biasa saja. Ingat—bisa jadi-- dalam waktu sekejap kebahagiaan itu bisa lenyap dan berubah menjadi kesedihan.

Sebaliknya, ketika rasa sedih yang menghampiri, tidak perlu bersedih berlebihan. Yakinlah kesedihan tidak akan abadi. Kesedihan juga bisa lenyap dan berganti menjadi bahagia. Pahami dan sadari bahwa orang lain ada yang mengalami kesediahan jauh lebih dahsyat ketimbang diri Anda juga banyak.

Jika Anda bersedih karena tidak mampu membeli sepatu, ingatlah ada orang lain di sana yang tetap sabar walau tidak punya kaki. Kalau Anda sedih karena tidak mampu membeli kacamata mahal ingatlah di sana banyak orang tuna netra yang bertahun-tahun tidak bisa melihat keindahan alam raya ini.

Maka, Nabi Saw mengingatkan Abu Bakar ketika dikejar oleh orang kafir dan hampir masuk goa. Abu Bakar meneteskan air mata, khawatir orang kafir itu mengetahui posisi rasul bersama dirinya. Tapi nabi mengatakan dengan tegas, “Tak perlu khawatir, sesungguhnya Allah bersama kita. ”Laa tahzan innallaha ma’na,”  begitu nabi mengingatkan Abu bakar.

Ada pendapat menarik yang mengatakan bahagia dan sedih merupakan cinta Ilahi yang dikirim kepada manusia dalam bentuk yang berbeda rupa. Kita membutuhkan keduanya!. Orang yang hanya ingin bahagia saja berarti tidak siap menghadapi realitas hidup yang di dalamnya sudah disediakan rasa sedih. Dan rasa sedih itu diciptakan Allah Swt dan dikirim kepada kita agar kita merasakan bagaimana enaknya bahagia.

Dalam kalimat hikmah dikatakan, “Bahagia dan derita ibarat dua sisi dari koin yang sama.  Dalam hidup akan selalu menemukan keduanya saling berdampingan. Hal ini harusnya membuat kita sadar dan lebih mawas diri. Bahwa di setiap kesedihan yang kita alami pasti akan menemukan kebahagiaan. Kita jangan terlena dengan kebahagiaan yang kita dapat, kita harus siap menghadapi kesedihan yang bakal muncul.”

Kalau kita telusuri dalam berbagai referensi, kita akan banyak menjumpai kumpulan kalimat hikmah terkait dengan bahagia dan sedih. “Bahagia adalah milik mereka yang mempunyai impian, dan mempunyai keberanian untuk berusaha mewujudkannya menjadi kenyataan.”

Juga ada kalimat yang terasa indah. Jika kita mencintai kebaikan, kita tidak ingin meninggalkan yang baik, dan akan menemukan kebahagiaan ketika bersama yang baik. “Hidup bukan hanya menemukan hal yang bisa membuat kita bahagia, tapi juga menemukan hal yang membuat kita bersedih, kalau bisa jauhi....

“Tak peduli berapa kali kamu disakiti (cinta) tapi percayalah, ada seseorang di luar sana yang akan menyembuhkanmu dan membuatmu bahagia.” Kita setuju pada pendapat yang mengatakan bahwa rencana Tuhan seperti film. Semua cerita baik dan buruk dirancang dengan baik untuk sebuah akhir yang bahagia.

Jatuh cinta tak berarti akan selalu bahagia, karena selalu ada luka. Namun, di lain kesempatan akan ada jalan untuk tetap bersama. Langkah awal untuk bahagia adalah, berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain dan belajar mengucapkan rasa syukur. Bagitu kalimat yang ditulis oleh Kanadi.

Siapa yang bisa merasakan bahagia?. Orang yang tahu cara bersyukur dan orang yang bisa menikmati keindahan dunia dan arti kebahagiaan hidup. Dengan bersyukur, kebahagiaan akan bertambah. Hal ini diperkuat dengan firman Allah dalam  beberapa ayat Al-Quran antara lain dalam QS lbrahim (14): 7: Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.
Bahagia akan hadir di hati seseorang kalau mereka pandai berterima kasih (bersyukur) kepada Tuhan atas nikmat yang ditebar dalam kehidupan. Hanya orang yang kufur nikmat yang tidak mampu melihat begitu banyak nikmat yang Allah “gelontorkan” kepada kita. (*)


Apa ada istilah “orang tua durhaka”? Sebutan ini terkesan ekstrim. Tetapi, apa istilah yang tepat untuk menggambarkan sikap orang tua yang membuang anaknya di bak sampah? Apalagi  gara-garanya karena anak yang lahir kondisinya cacat fisik?.

Pengasuh Yayasan Sayap Ibu, Bapak Sunaryo berkisah. Beberapa kali pintu rumahnya diketok “tamu” pada malam hari. Begitu pintu dibuka di  luar tidak ada siapa-siapa. Ia hanya menemukan kardus yang ditinggal. Setelah dibuka ternyata berisi orok yang baru dilahirkan. Kondisinya cacat. Mereka “titip” tanpa menampakkan siapa orang tua orok itu yang sebenarnya.

Kejadian seperti itu bukan hanya sekali atau dua kali. Sudah belasan kali, bahkan lebih. Yang jelas anak yang diasuh sekarang ada 24. Dan, rata-rata cara “titipnya” misterius. Orang tuanya tidak mau menampakkan batang hidungnya, ujarnya.

Saat menjadi pembicara di UMM, dia mengajak anak asuhnya yang sudah dewasa, berumur 24 tahun. Putri Herlina namanya. Dia dulu –ketika masih orok—dia ditinggal di rumah sakit, tanpa tahu siapa orang tuanya. Sampai sekarang tidak ada yang mau mengaku sebagai orang tua Putri Herlina, ujarnya.

Putri lahir tanpa dua tangan. Tetapi otaknya cerdas. Ketika anak ini waktunya masuk TK, dia didaftarkan ke sejumlah TK. Tapi semua menolak, karena tidak punya dua tangan. Semua TK menolak karena saya cacat. Alhamdulillah ada TK milik Aisyiyah mau menerima, ujar Putri mengenang. Kemudian melanjutkan ke SD Muhammadiyah, ke MTs Negeri dan terakhir ke SMA Muhammadiyah. “Saya senang di sekolah Muhammadiyah karena pelajaran agamanya baik dan anak-anaknya mau menerima siswa seperti saya.”

Ketika Bapak Drs. H. Nurcholis Huda  M.Si bertanya, apa pernah ada yang menghina? Dia menjawab dengan tenang: ada! Yaitu ketika di bangku SD. Maklum namanya anak ya begitu itu. Kalau ada yang mencaci, saya curhatnya ke ibu pengasuh. “Ibu memotivasi saya agar tetap sabar.” Putri yang kini menjadi resepsionis di Yayasan tempat dirinya dibesarkan mengaku tidak senang kalau dirinya terlalu dikasihani secara berlebihan. Apalagi kalau diperlakukan lebih dibanding siswa yang lain. “Saya tidak ingin gara-gara diperlakukan lebih oleh guru, lantas ada kecemburuan dari teman-teman,” ujarnya.

Ketika masih duduk di bangku sekolah, Putri yang bercita-cita ingin menjadi penyanyi itu mengikuti semua kegiatan ekstra kurikuler kecuali jika ekstra kurikuler itu menggunakan tangan seperti voley ball, basket, pimpong, dll. Saya ikut olah raga lari, ujarnya memberi contoh.

Motivator
Kecewakah Putri atas takdir Allah itu? Tidak. Dia tegar. Sorot matanya tenang, tidak gelisah apalagi minder meski harus bicara di forum regional, tampak tenang. Selain Putri lihai ngetik di Laptop dan pandai masak, dia juga pandai berpidato dan memberi motivasi kepada orang yang sehat. Para doktor, profesor yang hadir pada acara itu banyak yang tak kuasa menahan air mata, haru dan salut atas ketegaran jiwa anak ini.

Allah juga memberi fisik yang cacat kepada pemuda yang kini berumur 27 tahun bernama Nick Vujicic. Ia dilahirkan tanpa lengan dan tungkai. Meski begitu dia tidak ingin menyesali hidupnya. Dia pandai berenang, main musik, dan melakukan berbagai kegiatan sosial. Sebagai motivator ulung tingkat dunia, dia menerbitkan buku yang diberi judul, “Life Without Limits”. Walau tanpa tangan dan tungkai Aku Bisa menakhlukkan dunia.

Menakhlukkan dunia? Iya. Menjadi motivator. Ia keliling ke berbagai negara untuk memberi motivasi agar manusia hidup tegar, optimis, dan menjadi “juara” tanpa peduli badan invalid. Kalau Nick yang cacat fisik bisa menakhlukkan jutaan orang, apalagi kita yang tubuhnya normal. Kalau tidak bisa berarti kalah dengan Nick.

Tidak pantas kalau kita yang sehat fisik bermalas-malasan. Dia berpesan, “Kalau engkau tidak mendapat mukjizat jadilah engkau mukjizat. Sebuah pesan yang sangat dalam. Itulah sejumlah nama hamba Tuhan yang dikaruniai fisik cacat namun mereka pandai menghargai kekurangan dirinya. Malah, mampu mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Bagaimana dengan kita? (*)

Sabtu, 03 Mei 2014



Gagal Menyusun Rencana?



Kegagalan terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu mereka yang berbuat tapi tidak berpikir atau mereka yang berpikir tapi tidak berbuat (John Salak). Orang yang tidak pernah gagal karena memang tidak pernah mencoba melakukan (Albert Einstein).

Sudahkah Anda memiliki rencana hidup? Atau Anda biarkan berjalan begitu saja? Ternyata banyak orang yang tidak mempunyai rencana dalam hidupnya. Padahal hidup harus direncanakan. Jika tidak, langkah kakinya asal jalan. Tak tentu arah. Orang yang tanpa perencanaan tidak akan mengetahui, apakah hidupnya berhasil atau gagal. Ada kalimat bijak mengatakan, “Gagal menyusun rencana berarti merencanakan kegagalan.”

Dalam bidang politik, banyak caleg –atau Capres, Cagup, dan Cabup—yang asal ikut pemilu. Tak ada perencanaan matang. Akibatnya, sebagian dari mereka hanya menguras isi kantong. Tak heran kalau ada yang sampai stres setelah kalah dalam perhelatan.

Begitu juga dalam rumah tangga, banyak orang yang “terpaksa” gugur di tengah jalan. Pasangan yang semula harmonis, akhirnya hancur berkeping-keping tidak bisa mempertahankan keutuhan rumah tangganya. Harta yang menumpuk tidak menjadi jaminan rumah tangga bisa utuh jika tanpa perencanaan matang.

Di salah satu kota di Jawa Timur, angka perceraian mencapai 15 pasangan setiap hari. Ini berarti 400 pasangan cerai tiap bulan, dan 4500 pasangan yang bercerai dalam setahun. Angka ini membuktikan bahwa berumah tangga itu tidak mudah, butuh perencanaan yang matang. Jika tidak, badai  bisa menenggelamkan biduk rumah tangga.

Maka, kalau ingin sukses, mulailah mengelola hidup dengan perencanaan. Kalau sudah direncanakan tetapi tetap gagal juga, terimalah hal itu sebagai takdir dari Yang Maha Kuasa.  Dalam surat al Hasyr ayat 18, Allah Swt mengingatkan orang beriman supaya membuat persiapan untuk menghadapi hari esok. Itu artinya perlu ada perencanaan yang baik dan matang.

Di sinilah letak pentingnya visi dan misi seseorang agar langkahnya jelas.  Jika tidak, jangan salahkan orang lain kalau hidup selalu diliputi kegagalan.

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget