Minggu, 04 Mei 2014



Apa ada istilah “orang tua durhaka”? Sebutan ini terkesan ekstrim. Tetapi, apa istilah yang tepat untuk menggambarkan sikap orang tua yang membuang anaknya di bak sampah? Apalagi  gara-garanya karena anak yang lahir kondisinya cacat fisik?.

Pengasuh Yayasan Sayap Ibu, Bapak Sunaryo berkisah. Beberapa kali pintu rumahnya diketok “tamu” pada malam hari. Begitu pintu dibuka di  luar tidak ada siapa-siapa. Ia hanya menemukan kardus yang ditinggal. Setelah dibuka ternyata berisi orok yang baru dilahirkan. Kondisinya cacat. Mereka “titip” tanpa menampakkan siapa orang tua orok itu yang sebenarnya.

Kejadian seperti itu bukan hanya sekali atau dua kali. Sudah belasan kali, bahkan lebih. Yang jelas anak yang diasuh sekarang ada 24. Dan, rata-rata cara “titipnya” misterius. Orang tuanya tidak mau menampakkan batang hidungnya, ujarnya.

Saat menjadi pembicara di UMM, dia mengajak anak asuhnya yang sudah dewasa, berumur 24 tahun. Putri Herlina namanya. Dia dulu –ketika masih orok—dia ditinggal di rumah sakit, tanpa tahu siapa orang tuanya. Sampai sekarang tidak ada yang mau mengaku sebagai orang tua Putri Herlina, ujarnya.

Putri lahir tanpa dua tangan. Tetapi otaknya cerdas. Ketika anak ini waktunya masuk TK, dia didaftarkan ke sejumlah TK. Tapi semua menolak, karena tidak punya dua tangan. Semua TK menolak karena saya cacat. Alhamdulillah ada TK milik Aisyiyah mau menerima, ujar Putri mengenang. Kemudian melanjutkan ke SD Muhammadiyah, ke MTs Negeri dan terakhir ke SMA Muhammadiyah. “Saya senang di sekolah Muhammadiyah karena pelajaran agamanya baik dan anak-anaknya mau menerima siswa seperti saya.”

Ketika Bapak Drs. H. Nurcholis Huda  M.Si bertanya, apa pernah ada yang menghina? Dia menjawab dengan tenang: ada! Yaitu ketika di bangku SD. Maklum namanya anak ya begitu itu. Kalau ada yang mencaci, saya curhatnya ke ibu pengasuh. “Ibu memotivasi saya agar tetap sabar.” Putri yang kini menjadi resepsionis di Yayasan tempat dirinya dibesarkan mengaku tidak senang kalau dirinya terlalu dikasihani secara berlebihan. Apalagi kalau diperlakukan lebih dibanding siswa yang lain. “Saya tidak ingin gara-gara diperlakukan lebih oleh guru, lantas ada kecemburuan dari teman-teman,” ujarnya.

Ketika masih duduk di bangku sekolah, Putri yang bercita-cita ingin menjadi penyanyi itu mengikuti semua kegiatan ekstra kurikuler kecuali jika ekstra kurikuler itu menggunakan tangan seperti voley ball, basket, pimpong, dll. Saya ikut olah raga lari, ujarnya memberi contoh.

Motivator
Kecewakah Putri atas takdir Allah itu? Tidak. Dia tegar. Sorot matanya tenang, tidak gelisah apalagi minder meski harus bicara di forum regional, tampak tenang. Selain Putri lihai ngetik di Laptop dan pandai masak, dia juga pandai berpidato dan memberi motivasi kepada orang yang sehat. Para doktor, profesor yang hadir pada acara itu banyak yang tak kuasa menahan air mata, haru dan salut atas ketegaran jiwa anak ini.

Allah juga memberi fisik yang cacat kepada pemuda yang kini berumur 27 tahun bernama Nick Vujicic. Ia dilahirkan tanpa lengan dan tungkai. Meski begitu dia tidak ingin menyesali hidupnya. Dia pandai berenang, main musik, dan melakukan berbagai kegiatan sosial. Sebagai motivator ulung tingkat dunia, dia menerbitkan buku yang diberi judul, “Life Without Limits”. Walau tanpa tangan dan tungkai Aku Bisa menakhlukkan dunia.

Menakhlukkan dunia? Iya. Menjadi motivator. Ia keliling ke berbagai negara untuk memberi motivasi agar manusia hidup tegar, optimis, dan menjadi “juara” tanpa peduli badan invalid. Kalau Nick yang cacat fisik bisa menakhlukkan jutaan orang, apalagi kita yang tubuhnya normal. Kalau tidak bisa berarti kalah dengan Nick.

Tidak pantas kalau kita yang sehat fisik bermalas-malasan. Dia berpesan, “Kalau engkau tidak mendapat mukjizat jadilah engkau mukjizat. Sebuah pesan yang sangat dalam. Itulah sejumlah nama hamba Tuhan yang dikaruniai fisik cacat namun mereka pandai menghargai kekurangan dirinya. Malah, mampu mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Bagaimana dengan kita? (*)

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget