Saya yakin pembaca sepakat bahwa
waktu adalah salah satu bagian penting dalam hidup yang tidak dapat kita putar
balik, tidak dapat berulang, dan tidak dapat berhenti. Karenanya kita harus
menggunakannya dengan sebaik-baiknya agar waktu yang berjalan tidak terbuang
sia-sia.
Waktu terus berjalan. Maka
tahun ini bukan tahun lalu, bulan ini bukan bulan lalu, bahkan hari ini berbeda
dengan hari kemarin, jam ini terus berlalu, sedetik tidak berhenti walau jam
dinding dimatikan atau pun diputar mundur sebab matahari tetap dan terus
berjalan.
Dengan kata lain, semua hamba
berjalan, walaupun nampaknya duduk atau bahkan tidur. Yaitu berjalan menuju
akhirat. Di sana nanti hari akan dipanjangkan hingga satu hari akhirat sama
dengan 1000 tahun, bahkan bagi orang kafir satu hari di akhirat sama dengan 50.000
tahun di dunia.
Dan kita pasti menuju ke
sana. Ada yang menuju ke surga tapi mampir dulu di neraka sementara. Satu menit
di akhirat bisa berarti ribuan tahun di dunia sekarang. Maka, jangan sia-siakan
waktu. Gunakan waktu untuk agama agar tidak kecewa kelak di hapadan Allah.
Kita perlu mengatur penggunaan waktu
dengan baik berupa kegiatan yang positif. Jika sekiranya ada kegiatan yang tidak
berguna alias mubadzir segera menggantinya dengan kegiatan lain yang lebih
berguna untuk menambah amal sholih sebagai investasi akhirat.
Apakah waktu sudah dipergunakan
dengan sebaik-baiknya? Untuk melukiskan perjalanan waktu, ada baiknya menyimak “dialog imajiner” antara seseorang
dengan waktu. Apa saja yang dibicarakan? Berikut petikannya.
Hai
menit, engkau mau kemana?
Aku sedang berjalan untuk melaksanakan tugas.
Kembalilah
sebentar, ada hal penting yang ingin ku bicarakan denganmu.
Maaf, aku tidak boleh kembali. Aku harus terus
berjalan ke depan. Allah melarangku kembali ke belakang, jarak tempuh yang
harus kulalui masih panjang dan pasti. Tetapi khusus jatah waktu untuk dirimu tinggal
beberapa saat saja. Sebentar lagi waktumu akan segera berakhir.
Lho
sebentar lagi waktuku akan berakhir?
Iya. Sebentar lagi dirimu kutinggal dan aku akan pindah
ke tempat lain. Engkau akan membujur kaku di liang lahat seorang diri. Di sana
engkau akan ditanya tentang kebiasaanmu menyia-nyiakan waktu. Malaikat ingin
melihat mana yang lebih banyak penggunaan waktu untuk kebaikan atau untuk dosa.
Menit,
kalau begitu kembalilah sekejab saja. Saya berjanji akan mengisimu dengan amal
sholeh.
Tidak bisa. Saya tidak boleh kembali. Saya harus berjalan
lurus ke depan. Tugasku melalui bentangan alam ini sampai kiamat.
Engkau
dengar suaraku kan?
Ia, saya mendengar. Tapi maaf, aku tidak bisa menuruti
permintaanmu. Karena engkau selama ini telah menyia-nyiakanku.
(Kita
sering kali lengah menggunakan waktu untuk hal-hal yang produktif. Banyak waktu
yang terbuang percuma. Entah berapa juta menit yang terbuang sia-sia. Andai hal
itu dipergunakan untuk dzikir, baca Quran, atau membantu sesama manusia akan
sangat bermanfaat bagi kehidupan. Semoga ke depan kita lebih berhati-hati dalam
menggunakan waktu agar kelak dapat mempertanggungjawabkan. Terinspirasi dari
buku Efisiensi Waktu dalam Konsep Islam karya Jasiem M. Badr Al-Mathowi)
0 komentar:
Posting Komentar