Sabtu, 03 Mei 2014



Saya yakin pembaca sepakat bahwa waktu adalah salah satu bagian penting dalam hidup yang tidak dapat kita putar balik, tidak dapat berulang, dan tidak dapat berhenti. Karenanya kita harus menggunakannya dengan sebaik-baiknya agar waktu yang berjalan tidak terbuang sia-sia.

Waktu terus berjalan. Maka tahun ini bukan tahun lalu, bulan ini bukan bulan lalu, bahkan hari ini berbeda dengan hari kemarin, jam ini terus berlalu, sedetik tidak berhenti walau jam dinding dimatikan atau pun diputar mundur sebab matahari tetap dan terus berjalan.
Dengan kata lain, semua hamba berjalan, walaupun nampaknya duduk atau bahkan tidur. Yaitu berjalan menuju akhirat. Di sana nanti hari akan dipanjangkan hingga satu hari akhirat sama dengan 1000 tahun, bahkan bagi orang kafir satu hari di akhirat sama dengan 50.000 tahun di dunia.

Dan kita pasti menuju ke sana. Ada yang menuju ke surga tapi mampir dulu di neraka sementara. Satu menit di akhirat bisa berarti ribuan tahun di dunia sekarang. Maka, jangan sia-siakan waktu. Gunakan waktu untuk agama agar tidak kecewa kelak di hapadan Allah.
Kita perlu mengatur penggunaan waktu dengan baik berupa kegiatan yang positif. Jika sekiranya ada kegiatan yang tidak berguna alias mubadzir segera menggantinya dengan kegiatan lain yang lebih berguna untuk menambah amal sholih sebagai investasi akhirat.

Apakah waktu sudah dipergunakan dengan sebaik-baiknya? Untuk melukiskan perjalanan waktu, ada baiknya menyimak i “dialog imajiner” antara seseorang dengan waktu. Apa saja yang dibicarakan? Berikut petikannya.

Hai menit, engkau mau kemana?
Aku sedang berjalan untuk melaksanakan tugas.
Kembalilah sebentar, ada hal penting yang ingin ku bicarakan denganmu.
Maaf, aku tidak boleh kembali. Aku harus terus berjalan ke depan. Allah melarangku kembali ke belakang, jarak tempuh yang harus kulalui masih panjang dan pasti. Tetapi khusus jatah waktu untuk dirimu tinggal beberapa saat saja. Sebentar lagi waktumu akan segera berakhir.
Lho sebentar lagi waktuku akan berakhir?
Iya. Sebentar lagi dirimu kutinggal dan aku akan pindah ke tempat lain. Engkau akan membujur kaku di liang lahat seorang diri. Di sana engkau akan ditanya tentang kebiasaanmu menyia-nyiakan waktu. Malaikat ingin melihat mana yang lebih banyak penggunaan waktu untuk kebaikan atau untuk dosa.

Orang yang memanggil menit tadi tertunduk. Dia menyesali bahwa selama ini dirinya sering menyia-nyiakan waktu. Ia enggan melakukan kebaikan seperti shalat berjamaah, puasa sunnah, membaca Al Quran, berdzikir, shalat lail, menyantuni fakir miskin, dll. Sebaliknya dia sering mengisi perjalanan waktu untuk berbuat dosa, lupa taubat, dan tidak peduli terhadap orang miskin, anak yatim dan asyik dengan bisikan nafsunya yang mengajak berbuat maksiat sehingga mengalami kerenggangan batin dengan Allah. 
Menit, kalau begitu kembalilah sekejab saja. Saya berjanji akan mengisimu dengan amal sholeh.

Tidak bisa. Saya tidak boleh kembali. Saya harus berjalan lurus ke depan. Tugasku melalui bentangan alam ini sampai kiamat.
Engkau dengar suaraku kan?
Ia, saya mendengar. Tapi maaf, aku tidak bisa menuruti permintaanmu. Karena engkau selama ini telah menyia-nyiakanku.

(Kita sering kali lengah menggunakan waktu untuk hal-hal yang produktif. Banyak waktu yang terbuang percuma. Entah berapa juta menit yang terbuang sia-sia. Andai hal itu dipergunakan untuk dzikir, baca Quran, atau membantu sesama manusia akan sangat bermanfaat bagi kehidupan. Semoga ke depan kita lebih berhati-hati dalam menggunakan waktu agar kelak dapat mempertanggungjawabkan. Terinspirasi dari buku Efisiensi Waktu dalam Konsep Islam karya Jasiem M. Badr Al-Mathowi)

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget