Senin, 12 Mei 2014




Kebaikan bisa menghapus dosa. Informasi ini akurat sebab datangnya langsung dari Allah. “Sesungguhnya kebaikan itu bisa menghapus dosa.

Meski demikian, hendaknya harus kita yakini bahwa setiap diri selalu menambah dosa: besar atau kecil. Adakalanya dosa dilakukan secara sirri (rahasia), ada juga yang berani melakukannya dengan jahar (terang-terangan). Malah ada orang yang bangga menceritakan perbuatan dosanya kepada orang lain.

Orang yang suka menceritakan perbuatan maksiatnya kepada orang lain tanda bahwa di hatinya ada “penyakit” , yaitu penyakit jiwa. Mungkin selama itu dia telah jauh dari Tuhan. Jiwanya kosong, gersang, dan gelap tidak ada nur ilahi.

Orang yang dekat Tuhan akan merasa malu menebar perbuatan maksiatnya kepada orang lain. Dia yakin tanpa diterangkan kepada orang lain, sudah ada yang mengetahui perbuatannya, yaitu Zat Yang Maha Tahu. “Innallaha khobirun bima ta’malun” (Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang kamu kerjakan, Al-Hasyr: 18).

Di ayat lain Allah menyatakan, setiap perbuatan –kebaikan atau kejelekan—seberat biji atom akan mendapat balasan. Dengan demikian ia akan selalu hati-hati dalam berbuat sesuatu. Dosa menutup jiwa sehingga pandangannya menjadi gelap.

Pada sisi lain, kita juga yakin bahwa setiap diri ini tidak stiril dari perbuatan dosa. Ada saja perbuatan maksiat yang kita lakukan, sengaja atau tidak. Tetapi, sebagai orang iman kita tidak boleh pesimis dengan dosa yang kita lakukan tersebut. Sebab Allah masih membuka pintu ampunan kepada hambanya. Pintu ampunan Allah jauh lebih luas dari dosa yang dilakukan.



Dalam hadits qudsi Allah berfiman, “Andaikan ada hamba-Ku yang datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh langit dan bumi lantas bertaubat kepadaKu dengan ikhlas, maka akan Aku ampuni dosanya.”

Pintu ampunan akan dosa ini yang menyebabkan kita menjadi optimis dalam hidup. Kita tidak akan terkena beban masa lalu yang gelap sebab Allah akan mengampuni dosa tersebut dengan syarat kita bertaubat, berjanji tidak akan mengulangi.

Dalam kenyataan, banyak tokoh yang semula hidup di alam penuh kegelapan lantas terangkat ke permukaan menuju jalan yang baik, dan menjadi teladan bagi masyarakat. Mereka benar-benar telah meninggalkan masa lalunya yang gelap.

Umar bin Khottob, semula dikenal sebagai musuh Islam nomor wahid. Bukan orang lain yang selalu menjadi sasaran amuk Umar, termasuk anak perempuannya sendiri jadi korban kebiadabannya sebelum memeluk Islam. Tetapi setelah ia memeluk islam, dia bertaubat kepada Allah sehingga pada akhirnya menjadi khalifah yang disegani. Sampai-sampai Nabi pernah mengatakan, “Seandainya setelah aku ada nabi, maka Umar orangnya.”

Konon, Umar selalu menangis dalam setiap shalatnya. Ia menyesali semua dosanya. Shalat dijadikan ajang mengadukan kekhilafan diri. Dan, berkat keseriusan Umar dalam bertaubat kepada Allah, maka akhirnya banyak keistimewaan baginya. Nabi Saw pernah mengatakan, “Saya di dunia bersama Abu Bakar dan Umar, dan di akhirat kelak juga akan bersama Abu Bakar dan Umar.”

Ucapan Umar bin Khottob juga banyak yang persis sama dengan redaksi firman Allah dalam al-Qur’an. Misalnya, ketika Umar kagum akan kesempurnaan ciptaan Allah, Umar berucap, “Rabbanaa makholakta hadza batilan.” Dan ternyata, kalimat ini persis dengan redaksi salah satu ayat suci al-Qur’an. Allah mengabadikan ucapan Umar dalam kitab suci-Nya.

Melihat kenyataan tadi, Umar seolah menjadi contoh bagi kita bahwa perbuatan dosa yang kita kerjakan diampuni Allah selama kita sungguh-sungguh meminta ampun, dan mengikutinya dengan perbuatan baik. Yakinkan, kebaikan akan bisa mengapus dosa. *
 

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget