Minggu, 21 Juni 2015





 
Kekayaan paling berharga adalah ilmu. Orang kaya harta sibuk menjaga hartanya. Orang kaya ilmu, ilmunya yang menjaga dirinya, demikian kata Ali bin Abi Tholib Ra.

Ilmu saja belum cukup, harus ada pelengkapnya yang bernama semangat. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Orang berilmu harus memiliki semangat menghadapi tugas, pekerjaan, tantangan dan risiko.

Orang seperti ini memiliki pertimbangan yang matang. Mereka berupaya untuk tahu cara mengatasi tantangan secara tepat. Dia mengetahui risiko setiap langkahnya. Dia paham,  “Tidak ada makan siang yang gratis.”

Semakin besar tindakan seseorang semakin besar risikonya. Semakin tinggi pohon kian kencang terpaan angin. Maka, setiap tantangan dianggap sebagai hal wajar dan biasa-biasa saja. “Nelayan yang hebat lahir dari hempasan gelombang yang dahsyat.”

Itulah yang selalu jadi pedoman pejuang kebenaran. Plato, Aristoteles, dan orang besar selalu menghadapi risiko. Ini juga dirasakan Sigmund Freud. Buku The Interpretation of Dream hanya terjual 600 eksemplar dan hanya mendatangkan $ 250 royalti dalam delapan tahun pertama. Tetapi akibat dari tantangan seretnya penjualan buku itu dia menjadi bapak dalam bidang psikologi.

Tantangan mampu memicu semangat. BJ Habibie ketika banyak warga demo, berkomentar, “Saya senang rakyat bangkit setelah lama tidak berani bersuara. BJ Habibie paham risiko menghadapi vokalnya rakyat. Itulah semangat ilmuwan yang kebetulan menjadi presiden.

Para pejuang idiologi agama juga begitu. Banyak yang telah mempersembahkan keringat, waktu, raga dan nyawa untuk tegakkan kebenaran. Lihat Bilal bin Rabbah yang disiksa di atas batu panas dengan dada ditindihi batu besar sehingga tidak bisa berucap apapun kecuali Ahad-ahad (Allah yang Maha Esa),

Asiyah, istri Fir’aun juga sama. Aroma sorganya tercium Nabi Saw ketika mi’roj karena dia mampu menegakkan kebenaran agama di tengah kekufuran sang suami. Ali Yasir, sahabat nabi Saw, tabah walau disiksa oleh orang kafir bersama ayah dan ibunya. Atas kemampuannya bertahan pada kebenaran agama itu, dia telah ditunggu sorga. Itulah risiko pejuang kebenaran....(*)

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget