Tidak pernah orang berhasil memanjat tebing dengan
kedua tangan di dalam saku
Ada
yang luar biasa dalam proses pemberangkatan Apollo 11 pada 1967. Yaitu,
melibatkan 30.000 pekerja NASA dari 40.000 pekerja. Ada 200 sekolah tinggi, 16
perusahaan industri utama dan 20.000 subkontraktor. Misi apollo harus sukses.
Ternyata belum berhasil, 3 astronotnya tewas terkena sengat api Apollo. Baru 2
tahun kemudian, pada 20 Juli 1969, Neil Alden Amstrong berhasil nginjakkan kaki
di bulan.
Apa
rahasia dibalik sukses tadi? Kerja keras. Pekerjaan berat tidak mungkin
ditempuh dengan santai, apalagi tanpa konsep. Melewati jalan terjal dan mendaki diperlukan keringat, terkadang nyawa.
Begitu
juga jika hendak naik “tebing kehidupan” diperlukan stamina tinggi, persiapan
matang, dan upaya maksimal. Mustahil memanjat tebing bisa dilakukan dengan
hanya kedua tangan di dalam saku.
Sir
Edmund Hillary orang pertama menakhlukkan Mount Evesert. Ketika ditanya apa
rahasia di balik suksesnya? Ia mengatakan, “Bukan gunungnya yang kita
takhlukkan melainkan diri sendiri.” Artinya, sebelum menakhlukkan gunung, atau
pekerjaan lain kita taklukkan dulu diri ini.
Diri
ini sering dililiti rasa malas, ingin cepat menikmati hasil, dan enggan
menghadapi resiko. Dalam praktek lihat orang suka main potong kompas. Yang
diagagungkan prinsip ilmu ekonomi, “Sedikit modal meraih untung
sebanyak-banyaknya.” Mereka lupa, “ Hidup ini adalah kerja keras.”
Mamanfaatkan Kesempatan
Tidak
semua orang mendapat kesempatan. Dan, tidak semua orang yang mendapat
kesempatan dapat memanfaatkannya. Sebaik-baik orang adalah yang mendapat
kesempatan serta mau memanfaatkannya dengan baik.
Maka,
begitu ada peluang, tidak perlu pikir panjang. Segera ambil dan manfaatkan.
Inilah yang dilakukan sejumlah generasi muda ketika penjajah di Indonesia
mengalami vakum. Para pemuda mendesak Bung Hatta dan Bung Karno segera
memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan diri dari tangan penjajah Jepang
yang dyua kota Hirosima dan Nagasaki terkeno ledakan bom, Pemuda meminta kedua
tokoh segera merebut peluang itu.
Dan,
kesempatan tersebut akhirnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hanya dalam
hitungan menit saja, bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya kepada dunia.
Peristiwa pembacaan teks proklamasi di Jln Pegangsaan Timur Jakarta, akhirnya
mengundang dukungan dunia internaional.
Sayangnya,
dalam praktek tidak setiap kesempatan dimanfaatkan secara tepat dan baik.
Sehingga banyak orang yang digilas oleh peluang itu karena tidak mau
memanfaatkannya. Sebaliknya, ada orang yang “mencuri” kesempatan untuk tujuan
yang salah. Bobolnya BRI, BNI, dan instansi lain sehingga negara mengalami
kerugian puluhan triliun rupiah telah ‘menyeret’ para elit di negeri ini
menjadi tertawaan sejarah. ***
0 komentar:
Posting Komentar