Tidaklah seseorang dikatakan mampu memimpin orang
lain sebelum mampu memimpin dirinya sendiri
Pernah
memperhatikan jari-jari tangan ketika menunjuk sesuatu? Di sana ada pesan
tersembunyi. Saat menunjuk seseuatu, satu jari (telunjuk) menuju pada obyek (orang lain), sedang yang empat jari lainnya menghdap pada si penunjuk
Artinya,
menunjuk orang lain sama dengan menunjuk diri sendiri. Maka, sebaiknya sebelum
menunjuk, mengoreksi, dan mengeritik orang lain, tunjuk, koreksi dan kritik
diri sendiri. Pimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain.
Memimpin
diri sendiri jauh lebih sulit. Itu sebabnya sepulang dari Perang Badar --
perang besar—Nabi Saw bersabda, “Kita pulang
dari perang kecil menuju perang besar.” “Perang apa Ya Rasulullah? “Perang (besar itu) melawan hawa nafsu.”
Memerangi
diri sendiri jauh lebih berat ketimbang ‘memerangi’ orang lain. Memimpin diri
sendiri diperlukan motivasi kuat, kesadaran tinggi, dan kemauan keras. Tanpa
syarat itu mustahil seseorang dapat mengendalikan dirinya.
Dalam
hidup sehari-hari, kita sering memakai ‘topeng’. Kalau di depan orang lain
baik, tetapi di rumah muncul watak aslinya. Orang seperti ini tidak selaras antara
kata dengan perbuatan, penampilan dengan wataknya sehingga tidak layak menjadi
pemimpin.
Sifat
hipokrit seperti itu merupakan indikasi kuat bahwa jiwanya masih
labil. Terhadap diri sendiri saja belum jujur apalagi terhadap orang lain. (*)
0 komentar:
Posting Komentar