Rabu, 05 November 2014

Tidaklah seseorang dikatakan mampu memimpin orang lain sebelum mampu memimpin dirinya sendiri

Pernah memperhatikan jari-jari tangan ketika menunjuk sesuatu? Di sana ada pesan tersembunyi. Saat menunjuk seseuatu, satu jari (telunjuk) menuju pada obyek (orang lain), sedang yang empat jari lainnya menghdap  pada si penunjuk

Artinya, menunjuk orang lain sama dengan menunjuk diri sendiri. Maka, sebaiknya sebelum menunjuk, mengoreksi, dan mengeritik orang lain, tunjuk, koreksi dan kritik diri sendiri. Pimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain.

Memimpin diri sendiri jauh lebih sulit. Itu sebabnya sepulang dari Perang Badar -- perang besar—Nabi Saw bersabda,  “Kita pulang dari perang kecil menuju perang besar.” “Perang apa Ya Rasulullah? “Perang (besar itu) melawan hawa nafsu.”

Memerangi diri sendiri jauh lebih berat ketimbang ‘memerangi’ orang lain. Memimpin diri sendiri diperlukan motivasi kuat, kesadaran tinggi, dan kemauan keras. Tanpa syarat itu mustahil seseorang dapat mengendalikan dirinya.

Dalam hidup sehari-hari, kita sering memakai ‘topeng’. Kalau di depan orang lain baik, tetapi di rumah muncul watak aslinya. Orang seperti ini tidak selaras antara kata dengan perbuatan, penampilan dengan wataknya sehingga tidak layak menjadi pemimpin.


Sifat hipokrit seperti itu merupakan indikasi kuat bahwa jiwanya masih labil. Terhadap diri sendiri saja belum jujur apalagi terhadap orang lain. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget