Rabu, 05 November 2014

Apa yang terlintas di hati pembaca, ketika mendengar berita berikut ini. Ada balita di Florida, Amerika Serikat, secara ajaib ditemukan hidup dalam pelukan ibunya. Mereka terlempar 60 meter dari rumahnya yang hancur karena diterjang Tornado. Anaknya, bernama Annemarie segar bugar sementara ibunya, Heather Town, 32 tahun, meninggal.

Keduanya terlempar ke semak-semak di daerah berhutan setelah tornado menghantam rumah dan mobilnya yang membuatnya hancur tak berbentuk. Tetangganya menemukan Town setelah mendengar Annemarie, anaknya yang berusia tiga tahun, menangis.

Hebatnya, Ketika warga menemukannya, korban benar-benar memeluk anak gadis kecilnya. "Mereka mengambil anak kecil darinya karena sang anak mengalami kesulitan bernafas akibat dekapan ibunya yang terlalu keras."

Heather Town, ibu dari tiga anak ini, dinyatakan meninggal di lokasi kejadian. Ayahnya, Elmer Town, mengatakan sang cucu, Annemarie, dalam kondisi stabil walau mengalami tulang rusuk dan tulang panggulnya patah.

Dia mengatakan tindakan terakhir putrinya menunjukkan betapa ibu ini benar-benar mencintai anaknya. "Kami tahu dia memegangi anaknya dan menyelamatkan hidupnya," kata Elmer Town. Crystal Town mengatakan adiknya adalah seorang wanita pemberani. "Dia mencintai anak-anaknya lebih dari segalanya," katanya.

Peristiwa heboh lain, dialami Holly Stuckey. Gadis berumur 12 tahun warga Inggris. Ia sempat mengucapkan kalimat, “Aku tak ingin mati.”  Ternyata ucapan itu merupakan kalimat terakhir sebab setelah itu dia tutup mata selamanyaa. Walau tak sanggup berpisah dengan orang tuanya, dia dengan tenang meninggalkan ayahnya yang terus memeluknya. Ayahnya, Clive menjelaskan, anaknya meninggal karena serangan anaphylactic sebagai reaksi alergi akut dari pengaruh makanan.

Dari dua kejadian ini, kita bisa mencatat, masih ada orang yang luar biasa hatinya. Dia punya hati yang tulus dalam mencintai anaknya. Memeluk anaknya sampai nafas terakhir. Sementara di tempat lain, ada jutaan balita yang merindukan pelukan penuh kasih sayang dari orang tuanya. Tetapi keinginan itu hanya ada dalam bayangan. Orang tuanya tidak sempat memberi pelukan karena tidak ada waktu, sibuk ini dan itu, bekerja di luar kota, dsb.

Kita sedih dan trenyuh mendengar penuturan pengasuh Yayasan Sayap Ibu di Jakarta, bapak Sunaryo yang selalu mendapat “titipan” orok baru dilahirkan dimasukkan kardus lalu diletakkan di depan pintu rumahnya. Orang tua orok itu sampai hati “menitipkan” anaknya tanpa menampakkan batang hidungnya. “Bayi yang baru dilahirkan ditinggal begitu saja di depan pintu rumah,” ujarnya. Sekarang ada 24 anak yang dirawat dengan kondisi mental yang beragam.

***

Ini terjadi di Indonesia. Peristiwa luar biasa. Kebakaran hebat yang melanda perkampungan padat rumah penduduk di kota “X” di negeri ini menyisakan rasa pilu mendalam. Selain jumlah kerugian materi yang begitu besar, di balik amuk si jago merah itu, ada peristiwa yang menyayat hati. Begitulah pembicaraan publik pasca kebakaran.

Dua insan –ibu dan anaknya—hangus terbakar bersama rumahnya. Diperkirakan, mereka terjebak kobaran api sehingga tidak bisa keluar. Kedua tubuh diketemukan dalam keadaan gosong. Mungkin, sang ibu panik dan tak sampai hati melihat anaknya terkena kobaran api sehingga memeluknya walau akhirnya keduanya harus menjadi korban.

Benar kalimat yang mengatakan, “Kasih sayang ibu sepanjang jalan.” Ibu ini telah membuktikan perasaan kasih dan sayang kepada anaknya, walau dirinya harus menjadi korban. Bisa dibayangkan, bagaimana paniknya perasaan sang anak yang dikepung api, tetapi berkat pelukan ibunya, setidaknya ada rasa damai dalam panik. (*)


0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget