Apa yang terlintas di hati
pembaca, ketika mendengar berita berikut ini. Ada balita di Florida, Amerika Serikat, secara ajaib ditemukan hidup
dalam pelukan ibunya. Mereka terlempar 60 meter dari rumahnya yang hancur karena diterjang Tornado. Anaknya, bernama Annemarie segar bugar
sementara ibunya,
Heather Town, 32 tahun, meninggal.
Keduanya terlempar ke semak-semak di daerah berhutan setelah tornado menghantam
rumah dan mobilnya yang membuatnya hancur tak berbentuk. Tetangganya menemukan Town setelah mendengar
Annemarie, anaknya yang berusia tiga tahun, menangis.
Hebatnya, Ketika warga menemukannya, korban benar-benar memeluk anak gadis kecilnya. "Mereka mengambil anak kecil darinya karena sang anak mengalami
kesulitan bernafas akibat dekapan ibunya yang terlalu keras."
Heather Town, ibu dari tiga anak ini, dinyatakan meninggal di lokasi kejadian. Ayahnya, Elmer Town,
mengatakan sang cucu, Annemarie, dalam kondisi stabil walau mengalami tulang rusuk dan tulang panggulnya patah.
Dia mengatakan tindakan terakhir putrinya menunjukkan betapa ibu ini
benar-benar mencintai
anaknya. "Kami tahu dia memegangi anaknya dan menyelamatkan
hidupnya," kata Elmer Town. Crystal Town mengatakan adiknya adalah seorang wanita pemberani.
"Dia mencintai anak-anaknya lebih dari segalanya," katanya.
Peristiwa heboh lain, dialami Holly
Stuckey. Gadis berumur 12 tahun warga Inggris. Ia sempat mengucapkan kalimat,
“Aku tak ingin mati.” Ternyata ucapan
itu merupakan kalimat terakhir sebab setelah itu dia tutup mata selamanyaa.
Walau tak sanggup berpisah dengan orang tuanya, dia dengan tenang meninggalkan
ayahnya yang terus memeluknya. Ayahnya, Clive menjelaskan, anaknya meninggal
karena serangan anaphylactic sebagai reaksi alergi akut dari pengaruh makanan.
Dari
dua kejadian ini, kita bisa mencatat, masih ada orang yang luar biasa hatinya.
Dia punya hati yang tulus dalam mencintai anaknya. Memeluk anaknya sampai nafas
terakhir. Sementara di tempat lain, ada jutaan balita yang merindukan pelukan
penuh kasih sayang dari orang tuanya. Tetapi keinginan itu hanya ada dalam
bayangan. Orang tuanya tidak sempat memberi pelukan karena tidak ada waktu,
sibuk ini dan itu, bekerja di luar kota, dsb.
Kita
sedih dan trenyuh mendengar penuturan pengasuh Yayasan Sayap Ibu di Jakarta,
bapak Sunaryo yang selalu mendapat “titipan” orok baru dilahirkan dimasukkan
kardus lalu diletakkan di depan pintu rumahnya. Orang tua orok itu sampai hati
“menitipkan” anaknya tanpa menampakkan batang hidungnya. “Bayi yang baru
dilahirkan ditinggal begitu saja di depan pintu rumah,” ujarnya. Sekarang ada
24 anak yang dirawat dengan kondisi mental yang beragam.
***
Ini
terjadi di Indonesia. Peristiwa luar biasa. Kebakaran hebat yang melanda
perkampungan padat rumah penduduk di kota “X” di negeri ini menyisakan rasa
pilu mendalam. Selain jumlah kerugian materi yang begitu besar, di balik amuk
si jago merah itu, ada peristiwa yang menyayat hati. Begitulah pembicaraan
publik pasca kebakaran.
Dua
insan –ibu dan anaknya—hangus terbakar bersama rumahnya. Diperkirakan, mereka
terjebak kobaran api sehingga tidak bisa keluar. Kedua tubuh diketemukan dalam
keadaan gosong. Mungkin, sang ibu panik dan tak sampai hati melihat anaknya
terkena kobaran api sehingga memeluknya walau akhirnya keduanya harus menjadi
korban.
Benar
kalimat yang mengatakan, “Kasih sayang ibu sepanjang jalan.” Ibu ini telah
membuktikan perasaan kasih dan sayang kepada anaknya, walau dirinya harus
menjadi korban. Bisa dibayangkan, bagaimana paniknya perasaan sang anak yang
dikepung api, tetapi berkat pelukan ibunya, setidaknya ada rasa damai dalam
panik. (*)
0 komentar:
Posting Komentar