Kamis, 06 November 2014


Apabila mau tahu kebaikan seseorang, tanyakanlah pada teman dekatnya.

Ingat tertangkapnya Presiden Iraq, Saddam Husein? Kuncinya ada pada orang paling dekat dengannya. Yaitu isteri kedua Saddam,  Sumira. Sang isteri membuka semua rahasia di mana Saddam berada kepada tentara AS dengan janji mendapat imbalan. Dari informasi itulah penguasa Iraq ditangkap di sebuah lubang kecil dekat kandang ternak di Tikrit, daerah kelahirannya.

Apa arti semua ini? Orang dekat adalah "tape hidup". Ia merekam segala sesuatu. Jika disetel bisa mendatangkan kebaikan atau malapetaka. Saddam adalah contoh seseorang harus menerima sanksi hukum internasional akibat ulah orang paling dekat dengan dirinya.

Di sini letak kebenaran ucapan Umar Ibnul Khottob. “Jika engkau ingin mengetahui kekurangan seseorang, tanyakan pada musuhnya.” Di ‘saku’ musuh kekurangan seseorang tersimpan.  Sebaliknya, dari teman dekat ada kebaikan seseorang.

Banyak orang ternama di negeri ini mengawali karirnya dengan cara menjadi teman dekat tokoh besar. Sebut misalnya Bung Karno, menjadi ‘teman dekat’ HOS Cokroaminoto. Ia banyak membaca pikiran, kiprah, dan sepak terjang ‘gurunya’. Bung Karno pun jadi orang besar.


Hal serupa dilakukan Hamka. Ia menjadi ‘teman dekat’ Mas Mansur, ulama besar. Hamka akhirnya menjadi ulama disegani.  Teman dekat adalah rekaman kebaikan seseorang. Dari mereka diketahui kebaikan seseorang. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget