Apa motivasi ibadah kita? Hati-hati, salah
menata niat bisa salah arah. Ibadah yang benar adalah ibadah yang didorong oleh
ketulusan hati karena merasa butuh karena “desakan” jiwa yang selalu rindu akan
Allah.
Rabiah Al-Adawiah, seorang yang dikenal
sangat alim membagi motivasi ibadah
seseorang itu ada tiga macam.
Pertama, ibadah karena takut akan siksa
neraka. Dalam beribadah selalu dikaitkan dengan adanya siksa Allah sehingga di
hatinya ada rasa takut, kalau tidak beribadah kelak dimasukkan neraka.
Jadi, dalam
hati kecil orang seperti ini ada rasa takut akan siksa Allah dan perasaan
itulah yang mendorong dia giat beribadah. Motivasi seperti ini baik, tetapi hal
ini merupakan tingkatan motivasi ini yang paling rendah. Alias masih awam.
Kedua, beribadah karena ingin masuk
sorga. Orang seperti ini, dalam beribadah selalu membayangkan sorga sehingga
bersemangat. Motivasi seperti ini juga bagus. Tetapi jika terus menerus hanya
ingin mendapatkan surga, maka tidak ubahnya seperti pedagang yang selalu
menghitung untung-rugi.
Yang perlu
dikejar adalah motivasi yang tertinggi ini. Yaitu, beribadah karena rindu kepada
Allah. Inilah motivasi yang paling hebat dan sempurna. Tidak peduli dirinya
masuk neraka atau sorga sepanjang dicintai Allah itu merupakan kebahagiaan yang
tiada tara .
Yang
terpenting, dengan beribadah gelora rindu betemu Allah tersalur. Ia merasakan
mencapai kepuasan ruhani yang amat dalam. Inilah maqom yang sangat tinggi. Sekali lagi, dalam pandangan orang yang maqom seperti ini tidak melihat apakah
dimasukkan neraka atau sorga, jika hal itu dikehandari Zat Yang Maha dicintai
dirinya rela. Yang penting semuanya atas kehendak kekasih yang selalu dirindu:
Allah.
Logikanya,
kalau dia ditempatkan di neraka sanggup apalagi di sorga. Tentu saja sangat
bersyukur karena sorga merupakan tempat orang-orang terpilih, terkasih, dan di
situ tempat layak bagi hamba yang selalu mementingkan ibadah. Orang yang
motivasi ibadahnya karena rindu Allah, maka merasakan kelezatan ruhani. Ia
menyatu dengan Allah.
Pertanyaannya,
kita masuk kelompok mana dari ketika hal tadi? Yang tahu jawabannya kita
sendiri. Kalau motivasi ibadah masuk kelompok pertama, hendaknya ditingkatkan
menjadi kelompok kedua. Kalau motivasi ibadahnya ingin sorga, ditingkatkan lagi
karena dorongan rindu kepada Allah.
Motivasi
yang ketiga ini dicapai oleh orang-orang yang imannya telah mencapai maqom qonitin (tanpa reserve). Hatinya
paham bahwa kerinduan kepada Allah yang selalu bergelora dapat mengantarkan
dirinya menuju tempat mulia di sisi-Nya. *
0 komentar:
Posting Komentar