Kesulitan
melihat kelemahan orang lain adalah salah satu ciri berpikir positif
Dua
orang bersahabat duduk santai di halaman rumah. Tiba-tiba salah seorang dari
mereka berkata, “Tuh lihat, kancing
bajumu nggak kau pasang!”
Merasa
diingatkan ia mengucapkan terima kasih. Tetapi, sebentar, kata dia menyela.
“Tuh kancing bajumu malah hilang!.”
Begitulah kehidupan ini. Kalau mencari
kekurangan orang lain jauh lebih mudah daripada membaca kekurangan diri
sendiri. “Kuman di seberang lautan tampak jelas, gajah di pelupuk mata tidak
kelihatan.”
Jika
konsentrasi perhatian seseorang pada orang lain hanya pada kekurangannya, maka
kebaikan orang lain tidak kelihatan. Dia menganggap yang paling baik hanya dirinya
sendiri. Sedang orang lain selalu tampak gelap, penuh kekurangan. Begitulah cara berpikir negatif.
Berbeda
dengan orang yang berpikir positif. Dia sulit melihat kekurangan orang lain.
Sebab yang tampak selalu kebaikannya. Tidak ada buruk sangka alias su’udzon, yang terjadi adalah baik
sangka terhadap orang lain alias husnu
dzon.
Di
antara syarat agar seseorang berpikir positif, adalah mengalahkan hawa nafsu.
Sebab bisikan hawa nafsu selalu melihat orang lain dari sisi jeleknya saja.
Orang berpikir positif dalam melihat orang lain menggunakan kacamata putih
semua tampak bersih.
Dia mengakui kelebihan orang lain dan mau belajar dari mereka. (*)
0 komentar:
Posting Komentar