Calon Ahli Sorga, Tidak Dengki
Dalam suatu kesempatan di sebuah majelis, Nabi
Muhammad saw bertanya kepada para sahabat. “Apakah kalian ingin tahu calon
penghuni sorga?” Betul, ya Rasulullah, jawab mereka.
Sebentar lagi orangnya datang kemari, kata Nabi. Tidak
lama berselang, datang seseorang dengan wajah basah karena air wudlu. Setelah
mengucapkan salam, tamu tadi langsung duduk. Tidak ada keistimewaan yang
dilakukan.
Esok harinya, pertanyaan serupa disampaikan lagi oleh
Nabi. Sahabat pun menjawab dengan kalimat yang sama. Ternyata, orang yang
datang tetap masih yang kemarin. Begitu kejadian tersebut berturut-turut sampai
tiga hari.
Akhirnya, para sahabat pun penasaran. Ketika tamu tadi
hendak pulang, ada diantara sahabat yang megikutinya. Sesampai di rumah orang
tersebut, sahabat Nabi yang membuntuti menjelaskan – pura-pura – kalau dirinya
baru bertengkar dengan ayahnya sehingga
tidak berani pulang.
“Bolehkah saya bermalam di rumah ini untuk beberapa
waktu ?”Tuan rumah tadi tidak keberatan dan mempersilahkan bermalam.
Sehari dua hari, bahkan tiga hari dia selalui
mengintip apa yang selalu dilakukan ahli sorga tadi. Aneh, tidak ada yang
istimewa. Karena merasa cukup, tamu tadi pamit pulang.
Sebelum pamit, memberanikan diri bertanya kepada tuan
rumah. “Tuan, amalan apa yang biasa Anda lakukan sehingga Anda oleh Nabi
disebut sebagai sebagai calon penghuni
sorga ?”
Tidak ada. Biasa saja, seperti yang tuan lihat sendiri
selama tiga hari di sini, begitu antara lain jawabannya.
Kalau begitu saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf.
Terima kasih karena Tuan sudah menerima saya bermalam di sini. Dan mohon maaf
karena saya berbohong kepada Tuan. Sebenarnya saya tidak bertengkar dengan
ayah.
Lantas?
Iya, saya hanya ingin bermalam di sini. Yang saya
katakan bertengkar cuma alasan saja. Tujuan saya ingin melihat seperti apa
kebiasaan Tuan sehingga Nabi begitu mengistiwakan anda.
Setelah dialog selesai, dan tamunya pamit pulang, tuan
rumah tadi mengatakan. “Saya tidak punya amalan istimewa, yang selalu saya jaga
adalah, saya tidak pernah punya sikap dengki pada orang lain. Itu saja. “
Jadi sifat itu yang Tuan jaga?
Betul.
Setelah mengetahui bahwa calon penghuni sorga tidak
punya dengki pada orang lain, maka puas lah dia atas jawaban tersebut. Baik,
Tuan saya sangat berterima kasih. Dan dia pun pamit pulang. *
0 komentar:
Posting Komentar