Senin, 03 November 2014

Calon Ahli Sorga, Tidak Dengki




Dalam suatu kesempatan di sebuah majelis, Nabi Muhammad saw bertanya kepada para sahabat. “Apakah kalian ingin tahu calon penghuni sorga?” Betul, ya Rasulullah, jawab mereka.

Sebentar lagi orangnya datang kemari, kata Nabi. Tidak lama berselang, datang seseorang dengan wajah basah karena air wudlu. Setelah mengucapkan salam, tamu tadi langsung duduk. Tidak ada keistimewaan yang dilakukan.

Esok harinya, pertanyaan serupa disampaikan lagi oleh Nabi. Sahabat pun menjawab dengan kalimat yang sama. Ternyata, orang yang datang tetap masih yang kemarin. Begitu kejadian tersebut berturut-turut sampai tiga hari.

Akhirnya, para sahabat pun penasaran. Ketika tamu tadi hendak pulang, ada diantara sahabat yang megikutinya. Sesampai di rumah orang tersebut, sahabat Nabi yang membuntuti menjelaskan – pura-pura – kalau dirinya baru bertengkar dengan ayahnya  sehingga tidak berani pulang.

“Bolehkah saya bermalam di rumah ini untuk beberapa waktu ?”Tuan rumah tadi tidak keberatan dan mempersilahkan bermalam.

Sehari dua hari, bahkan tiga hari dia selalui mengintip apa yang selalu dilakukan ahli sorga tadi. Aneh, tidak ada yang istimewa. Karena merasa cukup, tamu tadi pamit pulang.
Sebelum pamit, memberanikan diri bertanya kepada tuan rumah. “Tuan, amalan apa yang biasa Anda lakukan sehingga Anda oleh Nabi disebut sebagai  sebagai calon penghuni sorga ?”

Tidak ada. Biasa saja, seperti yang tuan lihat sendiri selama tiga hari di sini, begitu antara lain jawabannya.

Kalau begitu saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf. Terima kasih karena Tuan sudah menerima saya bermalam di sini. Dan mohon maaf karena saya berbohong kepada Tuan. Sebenarnya saya tidak bertengkar dengan ayah.
Lantas?

Iya, saya hanya ingin bermalam di sini. Yang saya katakan bertengkar cuma alasan saja. Tujuan saya ingin melihat seperti apa kebiasaan Tuan sehingga Nabi begitu mengistiwakan anda.

Setelah dialog selesai, dan tamunya pamit pulang, tuan rumah tadi mengatakan. “Saya tidak punya amalan istimewa, yang selalu saya jaga adalah, saya tidak pernah punya sikap dengki pada orang lain. Itu saja. “
Jadi sifat itu yang Tuan jaga?
Betul.
Setelah mengetahui bahwa calon penghuni sorga tidak punya dengki pada orang lain, maka puas lah dia atas jawaban tersebut. Baik, Tuan saya sangat berterima kasih. Dan dia pun pamit pulang. *
 

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Lembaga Pelatihan "The Power Of Love"

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget